Posts

Buku "Jalan Pulang"

Image
Sedang membaca #buku "Jalan Pulang" karya jurnalis senior Kompas, Mbak Maria Hartiningsih. Memang beda membaca buku cetak dibandingkan dengan buku elektronik. Sebenarny ada 1 buku lagi yang judulnya mirip dan masih berhutang untuk diselesaikan dibaca, judulnya "Jalan Panjang untuk Pulang" karya Mas Agustinus Wibowo yang mana 3 buku fenomenalnya tentunya sudah kulahap juga: 1. "Titik Nol" 2. "Garis Batas" 3. "Selimut Debu" Aku baru membaca 20 halaman pertama buku "Jalang Pulang" dan aku merasa dibersamai di dalam diriku yang selalu penuh dengan dialog diri yang reflektif terutama dengan diri-diriku yang belum selesai, termasuk "Isti kecil" yang sering merengek dan "Isti remaja" yang sering diam dan bersedih. Ya, merengek dan bersedih tak ada bedanya memang karena usut punya usut itu yang memang terwariskan ke DNAku. Awalnya ke toko buku karena mengidam untuk membaca karya Paulo Coelho, apa saja seketemunya,

World Mental Health Day 2024: Breaking the Silence, Building Resilience

Image
Source: https://www.health.harvard.edu/blog/stress-raising-your-blood-pressure-take-a-deep-breath-201602159168 World Mental Health Day, observed every October 10th, serves as a global reminder of the importance of mental well-being and the need to address mental health issues. In 2024, the theme, "Breaking the Silence, Building Resilience," emphasizes how crucial it is to talk openly about mental health and strengthen our ability to cope with life’s challenges. Despite the increasing awareness of mental health, many still feel stigmatized or unsure about seeking help. However, addressing mental health issues early can prevent them from escalating and affecting daily life. Recognizing Mental Health Issues in Daily Life Mental health challenges can manifest subtly in everyday activities. Here are some signs to look out for: Constant Fatigue or Lack of Energy Feeling tired even after a full night’s sleep may indicate mental strain, stress, or depression. Changes in Sleep Patter

Membaca Buku Lagi: Melogika Rasa

Image
Membaca buku lagi setelah sekian lama belum menyempatkan diri. Aku ingat sekali pada saat SD aku selalu sembunyi di dalam lemari buku atau di bawah meja perpustakaan untuk berlindung dari para the bullies.  Sambil menahan tangis, aku memeluk erat sebuah buku. Memastikan mereka tidak menemukanku, bahkan tidak mendengar nafasku. Setelah mereka pergi, aku membaca buku itu sampai waktu istirahat habis.  Di SD ku adanya lonceng besi pipih bulat dengan lubang di tengahnya. Mirip donat tapi pinggirannya agak kotak, bukan silinder. Biasanya dipukuk dengan batang besi yang tidak kalah berkarat oleh guru yang sedang piket atau guru mana saja yang sedang lewat di depan kantor kepala sekolah karena memang di situ di gantungnya. Kok tidak menghabiskan waktu di kantin? Jawabannya singkat dan sederhana karena saat itu aku tidak diberi uang saku untuk dihabiskan. Hmm... Jadilah berteman dengan suara merdu krucuk-krucuk perut adalah rutinitasku setiap hari di waktu istirahat. Kalau beruntung dibawakan

Why does emotional independence matter?

Are we dependant on other people or things to be happy and validated? How to be an emotional independent person in order to live healthier and happier? 🌿🀍 Give a listen on #spotify or #spotifyforpodcaster. It's all free and downloadable anytime you need.πŸ•―️πŸƒ #emotionalindependence #emotion #mentalhealth #happier #healthier #podcast  Link to the episode.

Bunda Mayora, My Soul Teacher Among People of Conscience

Image
πŸ“: Kongsi 8 Bulan Oktober 2023 ada dua kesyukuran yang harus saya catat. Saya tulis yang kedua dulu, dikontak Bunda Hendrika Mayora untuk berjumpa secara langsung setelah pandemi COVID-19 membuat perjumpaan kami tertunda. Saat itu Bunda Mayora membantu mengisi online training Hari Perdamaian Komunitas PANDAI (Pendidikan Damai Indonesia). Akhirnya hari Minggu lalu, 22 Oktober 2023 kami berjumpa di Kongsi 8 yang awalnya sempat berencana bertemu di Rumah Retreat Samadi. Beliau adalah salah satu Soul Teachers saya yang saya sebut sebagai People of Conscience. Semoga suatu saat bisa gantian kami yang diperbolehkan Semesta untuk mampir ke Maumere, NTT ya Bunda. Untuk kesyukuran yang pertama sudah sempat saya tulis di postingan terpisah terkait keikutsertaan saya di KPG (Kelas Penggerak Gusdurian) 2023 dengan bimbingan Gusdurian Jkt dan Jaringan Gusdurian serta Yayasan Bani Abdurrahman Wahid. Kedua hal ini menjadi dua kado yang damai untuk menyambut usia 31 tahun saya di hari terakhir tahun

Celebrating small moments in healing, gratitude, and growth

Image
Kindness no needs to wait at all even in time of weakness and vulnerable. The day when we feel powerless, we realize that kindness is the only power we possess. I strongly remember that when I was a child, I never got celebrated. I am not talking about achievements or things like that. I am talking about little things, priceless ones that matter for me and leave marks in my heart. Thank you to Alex Elle that reminds me and us, "Make a habit out of celebrating the small moments in healing, gratitude, and growth." From now on I am taking care my inner child and my adult self. I know it's not too late because healing and building peace require endless efforts daily till last day of life. (Isti Toq'ah)

How to bring back dead languages to lives?

Peace Day might have passed, yet, every day is supposed to be "peace day." Language is an essential part of human's civilization and identity. How to be balance preserving our indigenous languages while learning international language like English? #deadlanguages #language #languages #indigenous #indigenouslanguages #locallanguages #peace #peaceday #english #podcast Give listen to this episode on Spotify. πŸ‘‚πŸΏπŸ‘‚πŸ‘‚πŸΎπŸ‘‚πŸ½πŸ‘‚πŸΌπŸ‘‚πŸ»